Melakukan Kebaikan Walaupun Sekecil Debu

Suatu malam setelah sholat maghrib, Ayah berkata kepada anak-anak...... 

“Kalian mau diceritakan sesuatu nggak?” tanya ayah.

“Mauuuuu!” kata Ahmad, Aulia, Azizah bersamaan. 

“Baiklah, kita mulai ya! Judulnya adalah.. mengasihi binatang.” Kata ayah 

“Di dalam kitab nashaih al-ibad, Syaikh Nawawi al-Bantani mengisahkan bahwa setelah sekian lamanya Imam Asy-Syibli meninggal, seorang temannya memimpikannya. Dalam mimpinya itu, ia melihat Asy-Syibli mendapatkan nikmat kubur. 

‘Wahai Asy-syibli, bagaimana keadaanmu selama di dalam kubur?’ tanya temannya itu. 

‘Segala puji baginya, Allah telah memberikanku kedudukan yang tinggi di sisinya,’ jawab asy-syibli

‘Lantas, amal apa yang membuatmu bisa mendapatkan kedudukan itu?’ tanya temannya.

Asy-syibli bercerita bahwa dipernah di tanya oleh Allah tentang amal apa yang membuat dirinya terampuni. Asy-syibli menjawab karena perbuatan baik dan ikhlas dalam beribadah. Tapi jawaban tersebut di sangkal Allah. ‘mungkin karena ibadah hajiku, sholatku, dan puasaku’ kata Asy-syibli Lagi-lagi jawaban tersebut disangkal Allah. ‘Atau mungkin karena istiqamahku dalam mencari ilmu” tebak Asy-syibli Jawaban tersebut kembali di sangkal Allah. Akhirnya, Asy-syibli menyerah. ‘Lalu, kenapa engkau mengampuniku?’ tanya Asy-syibli.

Allah berfirman ‘ingatkah kamu ketika kamu berjalan di pinggiran kota Baghdad? Ketika itu kamu menemukan anak kucing yang kedinginan dan merapatkan tubuhnya ke tembok. Karena merasa kasihan, engkau membawanya di sakumu agar ia tidak kedinginan. Karena kebaikanmu itulah, aku menempatkanmu dalam kedudukan yang tinggi,’

Setelah mendengarkan penjelasan tadi, Asy-syibli sadar bahwa semua amal yang telah di kerjakan belum tentu bisa menjadi jaminan seseorang masuk syurga. Bisa jadi gara-gara amal yang lain seperti menolong hewan tadi.” 

lanjut Ayah " jadi, setelah Ayah bercerita, pesan moral apa yang bisa kalian dapatkan?"

"Kita harus mengasihi binatang" kata Ahmad

"Ya betul! jadi pesan moralnya, kita harus mengasihi binatang karena hewan juga adalah ciptaan Allah. jadi kita harus berbuat kebaikan walaupun sekecil zarrah seperti yang terdapat di surah Az-Zalzalah ayat 7" kata Ayah

"Ngomong-ngomong yah, zarrah itu apa?" tanya Azizah

"Zarrah adalah sesuatu yang sangaaat kecil seperti debu atau biji sawi. jadi walaupun berbuat kebaikan sekecil zarrah, Allah akan membalasnya. sebaliknya, kalau berbuat keburukan sekecil zarrah, Allah juga akan membalasnya," jelas Ayah

"Oh iya! aku pernah baca cerita berjudul 'Wanita yang masuk syurga karena anjing' dan 'Wanita yang masuk neraka karena kucing'" kata Ahmad

"Wah, sepertinya bagus tuh cerita. Ayah pingin dengar ceritanya..." kata Ayah

"Kalau kisah yang pertama begini, Ada seorang wanita pelacur yang tengah berada di gurun yang panas. dia terpaksa menjadi pelacur untuk mencari keluarga baru. saat itu, dia merasa sangat kehausan. setelah lamanya mencari air, akhirnya dia mendapatkan sebuah sumur. sumur itu kelihatannya sudah tua. namun masih ada airnya. dia menggunakan selendang dan sepatunya untuk mengambil air di dalam sumur tersebut. alhasil, dia pun mendapatkan air dari usahanya itu. di saat itu juga ada seekor anjing yang sedang menjulurkan lidahnya dan mengelilingi sumur itu. mungkin Anjing itu kehausan, pikir wanita tersebut. air di sepatunya yang belum sempat ia minum diberikan kepada si anjing. si anjing minum dengan puasnya. tapi, karena sangat kehausan dan tak sempat minum, si pelacur akhirnya meninggal dunia dan dijanjikan syurga Allah di akhirat nanti akibat memberikan minum kepada anjing" kata Ahmad

"Wah, bagaimana seorang pelacur bisa masuk surga padahal pelacur itu kan punya banyak sekali dosa?!" tanya Aulia

"Heh? emangnya kamu tau apa itu pelacur? kamu memang orangnya suka sok tau" ledek Ahmad

"Eeee.... gak tau!" kata Aulia

"Pelacur adalah wanita yang suka menggoda para lelaki. termasuk juga perbuatan dosa" kata Ahmad

"Oh, begitu ya...!" kata Aulia

"Nah... cerita yang kedua bagaimana?" tanya Ayah

"Oke. saya ceritakan ya! ada seorang wanita yang memelihara kucing. namun, kucing yang dipeliharanya tidak dirawat, malah dia mengurungnya dan tidak diberi makan sedikitpun. tentu saja akibat perbuatan tersebut, kucingnya mati. sesungguhnya Allah menjanjikan siksaan kepadanya di akhirat kelak. dia disiksa oleh kucing yang pernah disiksanya juga. jika dia tidak mau merawatnya, maka seharusnya dia melepaskan kucing itu agar dapat menangkap serangga-serangga yang banyak berkeliaran di bumi Allah yang luas ini" kata Ahmad

"Ya kan cuman mengurung kucing, bisa masuk neraka?!" kata Aulia

"Karena kucing juga ciptaan Allah, masa disiksa?"kata Ahmad

"Bagus juga ceritanya ya. jadi kedua cerita yang telah diceritakan Ahmad, memiliki makna bahwa jika berbuat kebaikan atau keburukan, tentu sama-sama dibalas Allah." kata Ayah

"Kenapa Ayah tau semuanya ya?" tanya Aulia

"Lah kan Ayah guru PAI di sekolah Ahmad" kata Ahmad

"Oooh begitu ya...." kata Aulia

"Allahuakbar Allahuakbar!..."

"Eh, tak terasa azan Isya telah berkumandang. mari kita shalat di masjid" ajak Ayah

"Boleh ibu ikut juga?" tanya Ibu

"Boleh..." jawab Ayah

Keesokan harinya, Ahmad, Azizah, dan Aulia jalan-jalan di dekat rumah. Ahmad melihat ada paku payung banyak dan berserakan di sepanjang trotoar. Dengan semangat, Ahmad mengajak adik-adiknya untuk memungut paku payung yang berserakan itu.

"Enak saja! kan bukan aku yang menumpahkan paku payung tersebut" kata Aulia

"Agar kamu dapat pahala" kata Azizah

"Betul itu! agar kita dapat pahala"  Ahmad membenarkan.

"Iya deh..." kata Aulia

Mereka memungut paku payung tersebut agar mereka mendapat pahala dan tidak membiarkan paku payung tersebut di injak orang. Ternyata, Rio (tetangga Ahmad) baru saja dari toko membeli paku payung dan tidak sengaja dijatuhkannya. Dia baru sadar kalau paku payungnya tumpah saat sampai di rumah. Setelah mengetahui bahwa paku payungnya tumpah, Rio kembali pergi mencari paku payungnya yang tumpah di sepanjang trotoar. Akhirnya dia menemui Ahmad, Aulia, dan Azizah yang masih belum selesai memungut paku payung.

"Oh maaf, aku tidak sengaja menumpahkan paku payung ini. mari saya bantu" kata Rio

"Tidak apa-apa. tidak usah bantu" kata Ahmad

Setelah memungut paku payung...

"Terima kasih Ahmad. lain kali aku tidak akan menumpahkan paku payung lagi" kata Rio

"Sama-sama" jawab Ahmad

ternyata berbuat kebaikan itu  menyenangkan, batin Ahmad sambil tersenyum.

Ahmad bertanya kepada Adik-adiknya "Nah... bagaimana perasaan kalian setelah menolong seseorang?"

"Ya capek lah...." kata Aulia dan Azizah bersamaan

"Ada-ada saja kalian!" kata Ahmad

Sesampainya di rumah, Ahmad dan adik-adiknya menceritakan kejadian yang dialaminya di trotoar.

"Wah... anak ibu memang pintar!" kata Ibu sambil tersenyum.

"Berguna juga ya cerita kemarin malam..." kata Ayah

"Ayo, sarapan dulu terus mandi" kata Ibu.

Setelah sarapan, Ahmad mandi. lalu sejak saat itu Ahmad berjanji akan selalu berbuat kebaikan.

Komentar