Mengunjungi Kakek dan Nenek

Pada hari Sabtu, ketika pulang sekolah Ahmad menaruh tas di kamarnya. Ketika ia menaruh tas, Ahmad melihat foto kakek bersamanya di taman bunga. Ahmad tiba-tiba berkeinginan mengunjungi kakek. Dia bertanya kepada ibunya.. 

“Ibu....aku rindu kakek. Bolehkah kita pergi mengunjungi kakek?” 

Ibu menjawab..”Boleh... kebetulan besok adalah hari Minggu,”

“yey!!!! Kita ke rumah kakek!!” teriak Ahmad dengan semangat.

Esoknya, Ahmad, Aulia, Azizah, ibu, dan ayah bersiap-siap pergi ke rumah kakek. Bawa oleh-oleh, air minum, dan bekal. 

“Ahmad, sudah siap nggak bekal dan air minumnya?” tanya ibu

“Sudah siap di tas Ahmad bu” jawab Ahmad

Merekapun berangkat ke rumah kakek. Rumah kakek tidak terlalu jauh. Cuma beberapa kilometer. Sampai di rumah kakek, Ahmad masuk ke halaman rumah kakek. Ketika melihat-lihat halaman rumah, Ahmad teringat kembali sesuatu. Ahmad ingat ketika dia bermain sepeda bersama sepupunya. 

“Ahmad! Ayo masuk!” ajak ibu.

“Iya!” jawab Ahmad

Saat ketemu kakek, Ahmad langsung bersalaman dengan kakek lalu memeluknya. Sesudah itu, ibu Ahmad pun memberikan oleh-oleh kepada kakek.

“Yah, ini oleh-oleh dari kami,” kata ibu.

“Makasih nak” kata kakek.

Sementara itu, nenek membuatkan teh. Suasana rumah kakek selalu mengingatkan Ahmad dengan kejadian-kejadian lalu yang pernah terjadi. Saat Ahmad meminum teh buatan nenek, Ahmad teringat lagi ketika ia dan Aulia minum teh buatan nenek bersama. 

“Wah... teh ini mengingatkan kita saat minum teh bersama ya, Aulia” kata Ahmad.

 “Iya. Saat itu karena tidak hati-hati tehnya tumpah,” kata Aulia.

“lalu kamu menangis! huahuahua” lanjut Ahmad  sambil tertawa.

“Dasar kakak ngejek aku!” geram Aulia 

Pruuut!!!! 

“UHH! Siapa yang buang angin sih?! Baunya nggak sedap!” tanya Ahmad 

“Sori, ayah yang buang angin..” ngaku ayah.

“Iiih, ayah nggak sopan!” kata Azizah.

“Uh, bau banget!” lanjut Aulia 

“Hahaha. Memang ayahmu itu sejak kecil suka buang angin. Dulu, saat sedang belajar di kelas, ayahmu tiba-tiba buang angin. Semua temannya tertawa. Lalu dia menangis,” cerita kakek.

“Hua ha hahahaha! Beneran yah?!” tanya Ahmad.

“I.. iya. Kok ayah pada cerita sih?!” tanya Ayah.

“Supaya anakmu itu terhibur. Hua ha ha! Saat itu kakek tidak bisa berhenti sakit perut gara-gara tertawa” kata kakek.

“Haeeh..” keluh Ayah.

“Hua ha hahahahahaha” “Hahahaha hahahaha” 

“Eh, iya! Silahkan makan kuenya” kata kakek mempersilahkan.

Allahu akbar allahu akbar....! 

“Eh, sudah adzan dhuhur, ayo kita ke masjid!” ajak Ayah.

Ahmad, kakek, dan ayah pun pergi ke masjid. Sementara itu nenek, ibu, Aulia, dan Azizah sholat di rumah. Ketika Ayah, Ahmad, dan kakek kembali dari masjid, nenek telah siapkan nasi, ayam goreng kecap, dan sayur sop.

“Hmmm.... baunya enak!” kata Aulia.

Mereka pun makan. Tak lupa membaca doa.

“Allahumma bharik lana...” 

Setelah makan, tak lupa juga membaca doa. 

“Alhamdulillahil ladzii atho’amana.....”

“Alhamdulillah, aku kenyang!” kata Ahmad.

“Kakek, ayo kita main Pancasila lima dasar!” ajak Ahmad kepada kakek.

“Ayo!” jawab kakek.

“Pancasila lima dasar! A,B,C,D,E,F,G,H,I! Nama benda berawalan huruf i!” kata Ahmad.

“Kakek tahu! Ikat pinggang!” kata Kakek

“Aulia juga tahu! Ikat rambut!” 

“Intan” kata Azizah.

“Ah, nggak taulah. Aku menyerah” kata Ahmad.

“Pancasila lima dasar! A,B,C,D,E,F,G,H,I! Kali ini Nama hewan yang berawalan huruf i !” kata Ahmad.

“Ikan!!!” kata Ahmad

“Ikuda!!” kata Aulia.

“Hah?! Ikuda? Emang ada hewan yang bernama ikuda?!” tanya Azizah.

“Huwa ha haha! cuma bercanda kok” kata Aulia

“Taraaa!” kata nenek dan Ibu.

Ternyata, sementara kakek, Ahmad dan adik-adiknya bermain, ibu dan nenek membuat ongol-ongol. Ongol ongol adalah makanan khas indonesia yang berasal dari daerah Jawa barat. 

“Hmm... ongol ongol buatan nenek enak! Ibu, kapan-kapan kita buat ongol ongol di rumah ya!” kata Aulia.

“Iya!” kata ibu.

“Allahuakbar allahuakbar!” 

“Eh, mari kita ke masjid!” kata Ahmad.

“Baru aja ayah mau ngajak” kata Ayah.

Dalam perjalanan ke masjid, Ahmad bertanya kepada ayah... “Ayah, setelah ini kita mau apa?” 

Ayah menjawab, “Kita pulang” 

Sesudah sholat, Ahmad, ayah dan kakek kembali ke rumah. 

“Kakek, kami pulang dulu ya! Assalamu alaikum!” kata Ahmad.

“Wa alaikum salam!” jawab Kakek dan Nenek.

Sampai di rumah, karena kelelahan, Ahmad dan adik-adiknya tidur dan kemudian bermimpi indah.

Komentar