Memungut Kucing Di Jalanan

“Ahmaad!! Cepat kamu siap-siap, kita mau ke super market nih!” panggil Ibu.

“Iya bu!” jawab Ahmad sambil berlari ke arah mobil.

Hari ini banyak yang kurang di kulkas. Ayah, ibu, Ahmad dan adik-adik mau ke super market untuk membeli yang kurang.
sumber :Pixabay.com

Sesampainya di super market....

“Ibu, tadi aku lihat ada anak kucing yang sakit di jalanan, aku kasihan kepadanya. Kucing itu berwarna putih dengan belang kuning” kata Aulia.

“Oh, nanti ibu lihat kucingnya ya” kata ibu.

Ketika keluar dari super market....

“Ibu, itu kucingnya! Kasihannya” kata Aulia sambil menunjuk ke arah kucing.

“Gimana kalau kita bawa pulang dan kita rawat?” usul Azizah

“Ide bagus! Nanti kalau sudah sampai di rumah ayah akan buatkan tempat tidur dari  kardus bekas” kata ayah.

“Dan kita juga buatkan dia tempat buat buang air besar” kata Ahmad.

“Tapi kamu harus selalu membersihkannya” kata  ibu.

“Iya bu!”

Sesampainya di rumah....

“Ahmad, tolong simpan ini di kulkas! Ibu mau mandikan dulu kucingnya” kata ibu yang berada di kamar mandi.

“Baik bu” jawab Ahmad.

Setelah kucingnya dimandikan.....

“Hmmm... wanginya sudah mandi!” kata Aulia.

“Sebelum kita baringkan, kita keringkan kucingnya menggunakan hair dryer ibu” kata Ahmad.

Setelah mengeringkan kucingnya....

“Nama apa ya bagus kita berikan untuknya?” tanya Ahmad.

“Kulihat dia (kucingnya) betina, jadi kita berikan saja nama perempuan” kata Ayah.

“Hmm.... Gimana kalau Nira saja namanya?” usul Aulia.

“Iya, mulai sekarang kita panggil dia Nira kita rawat dia sampai sembuh” kata ibu.

“Kita harus beri dia makan dulu supaya bertenaga” kata Ahmad.

“Coba kita beri dia ikan dan sedikit nasi, pasti dia mau” kata ayah.

Tapi, beberapa kali diberikan makanan, Nira tetap tidak mau memakannya. Sampai akhirnya Ahmad bertanya...

“Ibu, kok Nira tidak mau memakannya? Dan dia juga tak bisa mengeong?” tanya Ahmad sambil mengelus Nira.

“Mungkin dia sangat kesakitan sehingga tidak mau makan. Kayaknya barusan tadi ditabrak mobil atau motor” kata ibu.

“Hmm... mungkin besok dia akan memakannya. Kita baringkan saja dulu” kata ayah.

Keesokan harinya....

“Hei Ahmad! Lihat ini! Nira mau memakan ikannya! Dia juga sudah bisa mengeong sedikit. Namun, dia masih belum terlalu bisa jalan” seru ibu dengan wajah gembira.

“Wah bagus tuh kalau gitu” timpal Ahmad. Dia kemudian mendekati si Nira.

Tidak berapa lama kemudian datanglah Ayu dengan adiknya Doni (tetangga Ahmad)

“Assalamu alaikum! Ahmad!” terdengar suara Ayu dan Doni dari luar rumah.

“Wa’alaikum salam. Ayo masuk!” ajak Ahmad

“Wah, kamu punya kucing baru ya Ahmad?” tanya Ayu sambil mengelus kucing di depan Ahmad.

“Iya. Sebenarnya ini bukan kucingku, dia aku temukan di depan super market sedang tergeletak kesakitan kemarin” jelas Ahmad.

“Aku boleh enggak menggendongnya?” tanya Doni yang sudah menggendong Nira.

“Jangaaan! Dia sedang sakit!” seru Ahmad kepada Doni.

Ayu pun mengambil kucing itu dari genggaman Doni lalu meletakkannya di lantai.

“Doni, apaan sih kamu. Kok kamu malah gendong kucingnya? Kamu kan lihat dia jalannya pincang-pincang” kata Ayu memarahi adiknya sambil mengelus Nira.

“Apaan sih kakak! Aku kan belum tahu kalau dia sakit!” bentak Doni.

“Sudah! Ayo kita bermain dengannya menggunakan tali dan benang” putus Ahmad.

Tapi, kucingnya belum mau bermain.

“Tuh kan! Gara-gara kamu gendong dia, sakitnya makin parah” Ayu kembali memarahi Doni

“Ah! Kenapa kakak selalu mengomel sih? Di rumah, di rumah Ahmad, di sekolah juga. Huh!” protes Doni yang selalu dimarahi oleh kakaknya.

“Ahmad, kami pulang ya! Assalamu alaikum!” kata Ayu sambil melambaikan tangan.

“Wa’alaikum salam!” jawab Ahmad yang juga melambaikan tangan.

Kemudian, Ahmad meletakkan Nira di tempat tidurnya. Lalu, Ahmad pergi ke kamar ibu.

Ahmad bertanya kepada ibu. “Ibu, berapa lama Nira akan di rawat di sini?”

“Sampai dia sembuh” singkat ibu.

“Bukankah itu memerlukan waktu yang lama?” tanya Ahmad kembali.

“Bisa jadi. Emangnya kenapa sih? Kamu malas merawatnya ya?” tanya ibu.

“Bukan begitu bu. Aku hanya ingin bertanya” jawab Ahmad.

Ahmad pun keluar dari kamar ibu. Dia kembali mencoba memberikan makanan kepada Nira.

“Lagi-lagi Nira tidak mau makan. Capek!” keluh Ahmad.                                                          

“Iya. Mungkin besok baru dia makan” sambung ayah.

Keesokan harinya....

“Kakak! Nira mau makan!” seru Aulia.

“Wah.... benarkah?” tanya Ahmad dan Azizah bersamaan.

“Iya! Tapi tidak banyak” kata Aulia sambil mengelus dagu Nira.

Begitu lah. Kadang-kadang Nira mau makan, kadang-kadang juga sedikit. Sampai akhirnya keadaan Nira lebih baik.

2 hari kemudian....

Hari ini, Nira sudah bisa mengeong, berjalan, dan makan. Ahmad pikir, mungkin rumah pemiliknya berada di sebelah super market. Karena, waktu Nira kesakitan, Nira berada di sisi super market. Kita sudah bisa mengembalikannya hari ini. Tapi, karena Aulia suka kucing, maka besok saja dikembalikan.

Ibu berkata “Wah... kucingnya sudah bisa melakukan semuanya. Saatnya kita kembalikan!”

“Huaaa..! jangan kembalikan Nira! Aulia sayang Nira!” rengek Aulia sambil menarik-narik rok ibu.

“Baiklah. Besok saja kita kembalikan” kata ibu.

Keesokan harinya....

“Ayo kita bawa kucingnya ke super market” kata ibu sambil menggendong kucing ke dalam mobil.

“Huh, baiklah” kata Aulia dengan wajah sedih karena akan kehilangan Nira.
Ketika sampai di super market....

“Risa!!! Sini kucingku!! Aku kira kamu telah mati!!” seru seorang wanita yang berlari ke arah Aulia yang sedang memegang Nira.

“Hai kak! Apakah ini kucing kakak?” tanya Aulia kepada wanita itu sambil menyerahkan kucingnya.

“Iya dik! Aku telah mencarinya kemana-mana, tapi aku tidak menemukannya. Ternyata kalian membawanya pulang” kata wanita itu sambil mengelus Nira.

“Ngomong-ngomong kamu beri dia nama apa?” tanya Azizah.

“Aku memberi dia nama dulu Risa. Beberapa hari yang lalu, dia tertabrak mobil. Aku kira dia telah mati, tapi ternyata kalian membawanya pulang dan merawatnya” jelas Gina (pemilik kucing)

“Oh kalau begitu, selamat tinggal Risa!” kata Aulia dengan wajah sedih.

“Tidak apa-apa! Kamu tidak perlu cemas. Kamu bisa pergi ke rumahku kalau mau bermain dengan Risa” Gina menghibur Aulia.

“Agar membuatmu senang, ayo kita beli es krim di super market” kata ibu.

“Yeay! Es krim!” seru Aulia dengan senang.

“Dadah Aulia! Kembali ke sini lagi ya!” kata Gina sambil melambaikan tangan.

“Dadah Gina! Aku pasti kembali!” kata Aulia yang melambaikan tangan.
Merekapun masuk ke super market dan membeli es krim yang diidamkan..

Komentar